Powered By Blogger

Follow my account

Instagram: indriawulann
Facebook: indria wulandari

Selasa, 04 Februari 2014

Fenomena Selfie

Semua suka difoto, iyyaapp semua pasti setuju.. Siapun orangnya dan berapa pun umurnya bahkan apapun momentnya.. Karna foto adalah salah satu sejarah atau benda yg dapat mengingatkan kita sama moment-moment tersebut.. Tapi ini ada satu bahasan penting dari salah satu istilah "foto" yaitu "Selfi"..
Apa sih selfi? Okheeeyy, yuk sama-sama simak.. Eittss.. satu lagi niih, pintar-pintar berpose yaa.. Agar terlihat natural dan jadi diri kamu sendiri (^_^)


First...
Perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada hadirnya sejumlahgadget canggih dan pesatnya akses informasi, tetapi juga berpengaruh pada gaya hidup penggunanya, salah satunya adalah perilaku selfie, yakni perilaku seseorang yang gemar mengabadikan dirinya sendiri.
Pose andalan saat melakukan selfie adalah ekspresi wajah bebek atau lebih dikenal dengan sebutan duck face, yakni memanyunkan bibir secara sensual dan menyipitkan mata, tujuannya sih supaya terlihat menggemaskan dan imut. Tetapi ternyata, di balik kebiasaan yang umumnya dilakukan oleh perempuan ini, terungkap temuan yang menyebutkan bahwa bisa jadi orang yang melakukannya terganggu secara mental.
Menurut sebuah penelitian psikologi yang dirilis di sebuah situs Antiduckface.com secara lugas menyatakan bahwa orang yang mengambil fotonya sendiri dengan ekspresi wajah sengaja dibuat untuk mengecoh perhatian, seperti salah satunya memajukan bibir, kemungkinan besar memiliki gangguan jiwa.
Komentar serupa juga dituturkan oleh Dr Pamela Rutledge, Director Media Psychology Research Centre, seperti dikutip dari Mashable.com, “Berkaca dan memotret diri sendiri atauselfie adalah dua hal yang berbeda. Dengan mematut diri di depan kaca menimbulkan pergerakan yang nyata, sedangkan selfie lebih kepada imaji yang Anda ciptakan sendiri demi mendapatkan perhatian dari orang lain. Hal yang demikian menunjukkan seseorang yang kesepian, butuh pengakuan, selalu ingin menjadi pusat perhatian dan biasanya tidak terlalu pintar.”
Pose dengan ekspresi wajah bebek ini menunjukkan rendahnya kepercayaan diri dengan wajah natural dan takut tidak terlihat menarik. Memang benar, pose duck face dapat menyamarkan kekurangan wajah, tetapi bukan berarti Anda terlihat lebih memikat!
Bahkan kebiasaan berpose seperti wajah bebek, untuk kemudian diedit menggunakan filteryang biasanya langsung tersedia pada beberapa aplikasi media sosial, menurut Dr Pamela, merupakan pemicu terciptanya gaya hidup pencitraan, di mana sejumlah orang menciptakan tuntutan pada diri sendiri untuk mendapatkan penilaian terbaik dari publik terhadap mereka.
Bagi Anda yang gemar memotret diri sendiri dengan ekspresi bak wajah seekor bebek ini, tak perlu khawatir. Meskipun diklaim sebagai gangguan psikologis, tapi tidak memberikan dampak buruk pada diri Anda dan juga lingkungan sosial. Namun, setidaknya pertimbangkanlah sebagai alarm untuk menguranginya karena wajah yang tersenyum manis dan binar mata nan cerdas lebih sedap dipandang dibandingkan bibir yang dimonyongkan!

Second..
Pernahkah mengabadikan gambar diri sendiri dengan kamera atau ponsel lalu mengunggahnya di jejaring sosial? Bisa jadi pernah. Kebanyakan orang melakukan ini. Pertanda apakah ini?
Menurut Psikolog, Salma Prabhu yang dikutipIndiatimes, Selasa (10/12/2013). "Selfies atau selfieadalah upaya untuk menunjukan kepada orang banyak betapa hebatnya dia namun hal tersebut bisa jadi bertujuan ingin diperhatikan," kata Prabhu.
Tidak hanya Prabu, Psikologis Klinis dan Ahli Media Sosial, Ankita Gaba mengatakan hal yang serupa, "Foto sendiri yang dilakukan juga oleh diri sendiri bukan karena kepercayaan diri Anda tinggi tetapi karena butuh perhatian," kata Gaba menjelaskan.
Jejaring sosial beberapa pekan lalu diramaikan gambar dengan hashtag #selfie yaitu gambar seseorang yang diambil oleh dirinya sendiri kemudian diunggah di instagram, twitter dan facebook. Hashtag #selfiepertama beredar di instagram ketika salah satu pengguna akun bernama Jennifer Lee pada 16 Januari 2011 mengunduh foto dirinya sendiri kemudian diikuti 57 juta pengguna IG (Instagram).
Para tokoh terkenal pun pernah melakukan hal ini diantaranya Michelle Obama, Sonam Kapoor dan Nicki Minaj. Menurut Gaba selfie dilakukan juga karena sudah banyak ponsel ataupun gadget yang beredar memiliki fasilitas kamera depan.
"Karena teknologi sekarang sudah semakin canggih, hampir semua gadget sudah ada kamera depan dan mudahnya mengunduh langsung ke jejaring sosial. Ini juga bisa menjadi penyebab foto selfie banyak penggemarnya," ujarnya.
Prabhu memperingatkan selfie dapat mengubah seseorang menjadi orang yang ambisius yang memiliki obsesi yang tidak sehat.
"Nanti lama kelamaan kalau terus dilakukan bisa menyebabkan seseorang memiliki obsesi yang tidak sehat karena kurangnya perhatian itu," kayanya.
Menanggapi hal tersebut Instruktur Bahasa Tubuh, Riddhi Doshi Patel pun mengatakan selfie itu adalah sesuatu yang memperlihatkan justru dirinya tidak percaya diri.
"Mungkin subjek terlihat percaya diri, tapi justru tidak ada sesuatu yang ditahan. Saat foto sendiri senyum tidak akan terlihat tulus karena foto tersebut direncanakan dan tidak ada ekspresi tulus ketika foto itu diambil diri sendiri," katanya menjelaskan.
Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini dilakukan dengan melibatkan 2.000 orang pengguna jejaring sosial. Hasil penelitian menunjukan 17 persen pria mengaku pernah melakukan selfie sedangkan perempuan hanya 10 persen.
"Sebaiknya kalaupun ingin melakukan benar-benar perlihatkan muka dan senyum yang tulus sehingga tidak ada anggapan Anda butuh perhatian," kata Ridhi Patel.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar